Sudah bukan rahasia lagi, jika ada hubungan
antara mertua dan menantu yang kurang baik. Bahkan, menurut psikolog
Terri Apter dari Cambridge University mengatakan, bahwa tiga dari empat pasangan yang menikah menunjukkan konflik signifikan dengan mertuanya. Mengapa demikian?
Perselisihan yang terjadi di antara keduanya bisa disebabkan oleh banyak
faktor. Ada masalah umum yang menjadi masalah antara menantu perempuan
dan mertua salah satunya karena adanya rasa keanguhan, paksaan, dan
tidak menghormati batasan masing-masing. Adapun alasan lainnya sebagai
berikut.
1. Memperebutkan Posisi dan Peran
Di
dalam keluarga, umumnya seorang wanita lebih berperan saat menentukan
kehidupan sosial keluarga. Ketika pria memutuskan untuk menikah dan
membentuk keluarga baru, ibu dan istrinya biasa akan berselisih untuk
mendapatkan posisi ini. Apalagi, jika kalian masih tinggal dengan
mertua, terkadang perselisihan ini tidak dapat dihindarkan. Saat kamu
membatasi ruang gerak suami atau terlalu mengekak dirinya, sebagai
seorang ibu tentu ada naluri untuk membela anaknya. Inilah yang menjadi
percekcokan. Apalagi, jika sudah memojokkanmu sebagai istri dari
anaknya, sudah pasti muncul ketidaknyamanan dalam rumah tangga.
2. Perbedaan Generasi
Orangtua
dan anak tentu lahir dan tumbuh pada generasi yang berbeda. Tak heran
jika cara pandangnya pun akan berbeda dan seringkali malah menimbulkan
konflik. Misalnya, perbedaan pandangan cara mengasuh anak.
3. Munculnya Perasaan Cemburu
Rasa
cemburu antara menantu dan mertua tentu ada, sebab keduanya mencintai
orang yang sama dengan rasa yang berbeda. Di situlah dibutuhkannya
penengah yang bijaksana. Namun, jika penengah tersebut gagal, maka
kecemburuan bisa timbul terus-menerus dan inilah yang nantinya akan
menyebabkan konflik antara mertua dan menantu.
4. Mengadu Domba dan Membanding-bandingkan
Seringkali
mendengar cerita, bahwa ketika seorang mertua tidak menyukai menantunya
maka ia akan menjelek-jelekkannya di depan anaknya. Bahkan, sang mertua
tidak segan-segan mengkritik tentang menantunya, dan selalu menekankan
bahwa anaknya begitu baik dan berharga untuk memiliki istri sepertimu.
Tentu saja hal ini akan membuat harga dirimu sebagai istri terluka
bukan? Untuk itu, ada baiknya diskusikan dengan suami mengenai masalah
ini. Keterbukaan komunikasi menjadi sangat penting agar suamimu juga
mendukungmu dan bisa memposisikan diri yang baik agar kamu dan ibu
mertua berdamai.
5. Perbedaan ‘Standar’ Antara Ibu Mertua dan Anak
Faktor
perselisihan antara mertua dan menantu berikutnya disebabkan karena
adanya perbedaan standar. Madeleine A. Fugère, Ph.D., profesor Psikologi
Sosial di Eastern Connecticut State University, mengatakan bahwa sifat
yang dihargai oleh pasangan belum tentu sama dengan orang tua mereka
“Ciri-ciri
yang pasangan hargai pada diri kita tidak sama dengan orang tuanya.
Mungkin pasangan menghargai sifat-sifat seperti daya tarik fisik,
kepribadian menarik, atau selera humor,” jelas Madeleine.
Ia
melanjutkan, namun orang tua lebih cenderung menghargai karakteristik
seperti latar belakang keluarga, prospek keuangan, atau latar belakang
agama atau etnis yang sama. Hal ini bisa saja menyebabkan ketidaksukaan
pada pihak mertua terhadap menantu perempuan, yang mungkin sulit
diatasi.
6. Karakter dari Menantu Perempuan
Penyebab
sulit akur dengan ibu mertua yang selanjutnya adalah karakter menantu
perempuan. Biasanya, hubungan antara menantu perempuan dan ibu mertua
cenderung akan semakin kompleks jika memiliki karakter tertentu.
Apa yang Harus Dilakukan?
Meski
penyebab perselisihan antara mertua dan menantu dikarenakan hal yang
sepele, namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jadi, penting
sekali untuk memiliki ikatan yang kuat dengan ibu mertuamu, terlebih
jika kamu masih tinggal bersamanya. Berikut beberapa opsi untuk
menyenangkan hati mertua:
1. Ajak Melakukan Kegiatan Bersama
Agar
bisa menyenangkan hatinya, sesekali kamu perlu mengajaknya untuk
melakukan kegiatan bersama. Bisa olahraga, berbelanja, hingga perawatan
di salon. Atau kamu juga bisa memberikannya barang-barang yang ia sukai.
2. Jangan Mencoba Ikut Campur
Sebagai
seorang istri, pasti kamu memiliki keinginan untuk hidup bahagia dengan
pasangan. Namun, pertengkaran dalam keluarga besar sang suami kadang
terdengar sampai ke telingamu. Jika seperti ini, kamu tidak boleh
langsung memusuhi keluarga besarnya, ya. Apalagi menciptakan lingkungan
keluarga yang toxic. Tetap dukung suamimu dengan bersikap positif dan
netral.
3. Berikan Pujian yang Tulus
Setiap
orang pasti senang jika dipuji. Begitupun dengan ibu mertuamu. Meski
demikian, kamu tidak perlu memberikan pujian secara berlebihan. Sebab,
jika terlalu berlebihan akan memberikan kesan seolah tidak tulus dan
sedang ‘menjilat’ ibu mertua. Pujilah masakan sang ibu sambil minta
diajari memasak misalnya. Tak lupa, meminta saran-saran kecil darinya,
karena hal ini dapat membuat mereka merasa dihargai. Jadi, jangan
sungkan, ya!
Hidup dengan
ibu mertua
bukanlah hal yang mudah. Namun, namun bukan berarti tidak dapat
diatasi. Terbukalah dengan suamimu, katakan dengan jujur jika
keterlibatan ibunya dalam keluarga kalian membuat kamu kurang nyaman.
Namun ingat, bagaimanapun ibu mertua adalah ibu sambung kamu juga.
Cobalah berpikir dari perspektifnya sebagai seorang ibu.